Kamu selalu mengajariku mengais-ngais masa lalu
Memaksaku untuk kembali menyentuh kenangan
Terdampar dalam bayang-bayang yang kau gurat secara sengaja
Seakan akan sosok mu nyata
Menjelma sebagai pahlawan kesiangan yang merusak kebahagiaan.
Dalam kenangan kau seret aku perlahan
Menuju masa yang harusnya aku lupakan.
Hingga aku kelelahan
Hingga aku sadar bahwa aku sedang dipermainkan.
Inikah caramu menyakitiku?
Inikah caramu mencabik-cabik perasaaan ku?
Apa dengan melihat tangisku, itu berarti bahagia buatmu?
Apa dengan menorehkan luka dihatiku, berarti kemenangan bagimu?
Siapa aku dimatamu?
Hingga begitu mudah kau tenggelamkan aku kepada jeratanmu..
Apakah boneka kecilmu ini dilarang untuk bahagia?
Apakah wayang yang sering kau mainkan ini dilarang untuk mencari kebebasan?
Mengapa kau selalu perlakukan aku seperti mainan?
Kapan kau ajari aku kebebasan?
Ajari aku caranya melupakan!
Meniadakan segala kecemasan
Meniadakan segala kenangan.
Nyatanya derai air mataku hanya disebabkan olehmu.
Ajari aku caranya melupakan!
Sehingga aku lupa caranya menangis
Sehingga aku lupa caranya meratap.
Karena aku selalu kenal air mata.
Aku hanya ingin tertawa
Sehingga hati aku
Mati rasa akan luka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar