Sabtu, 30 November 2013

Program Studi Teknik Telekomunikasi - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika di ITB

Bidang telekomunikasi berkembang pesat selama 3 dekade terakhir. Perkembangan satu dasawarsa mendatang diperki­rakan akan makin pesat, terutama dalam bidang-bidang telekomunikasi nirkawat, konvergensi antara telekomunikasi & komputer, dan tuntutan berbagai layanan (services) baru yang dipicu oleh perkembangan Internet. Akselerasi perkem­bangan ini terutama disebabkan oleh kemajuan teknologi komponen dan teknologi komputer. Disamping itu, peruba­han-perubahan tersebut juga didukung oleh tuntutan pasar yang mendesak (market-pull) akibat globalisasi. Dalam tata­ran global, infrastruktur telekomunikasi akan menjadi ”pusat sistem syaraf” dari globalisasi ekonomi. Sedangkan dalam konteks nasional, telekomunikasi dan sistem aplikasinya akan menjadi teknologi kunci dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing nasional.
Untuk mengantisipasi fenomena pesatnya perkembangan bidang telekomunikasi tersebut, aspek yang paling signifikan dan perlu diprioritaskan oleh perguruan tinggi terkemuka seperti ITB adalah menyiapkan SDM sebagai pelaku dan pendukung­nya. Penyiapan sumber daya manusia tersebut perlu dikaji dari aspek jumlah yang memadai dan kualitas yang unggul.
Dengan perkembangan bidang telekomunikasi yang sangat cepat, maka industri dan permintaan jasa telekomunikasi akan berkembang pesat sesuai dengan tun­tutan zaman informasi. Untuk mengantisipasi perkembangan tersebut, perlu diper­siapkan tenaga SDM yang cukup, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya yang memenuhi suatu standar kompetensi yang diakui.
Dalam mengembangkan dan merencanakan kurikulum Program Studi Teknik Telekomunikasi, maka visi dan misi Program Studi Teknik Telekomunikasi ditetap­kan dengan mengacu pada visi dan misi ITB dan STEI, sehingga bisa ditentukan kualifikasi dan kompetensi lulusan yang akan dihasilkan.
Program Studi Teknik Telekomunikasi akan memiliki lulusan dengan kualifikasi kompetensi sebagai berikut:
  • Memiliki dasar-dasar ilmu yang luas yang diperlukan untuk memahami akibat dari solusi teknik telekomunikasi yang diberikannya terhadap masalah-masalah sosial dan ling­kungan.
  • Memiliki kemampuan untuk menganalisis dan menyele­saikan masalah-masalah praktis teknik telekomunikasi dengan menggunakan teknik, keahlian (skill), dan alat bantu modern, berbasis pada pengetahuan dasarnya berupa Matematika, Sains dan Kerekayasaan.
  • Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memfor­mulasikan, dan menyelesaikan masalah-masalah teknik telekomunikasi melalui proses-proses inovatif yang men­cakup tahap-tahap perencanaan, spesifikasi, perancan­gan, implementasi, dan verifikasi, pembiayaan, penjadwa­lan, keamanan, dan kualitas layanan (Quality of Service) yang terjamin.
  • Memiliki kemampuan untuk merancang dan melakukan percobaan dalam sains dan kerekayasaan, serta mampu menganalisis dan menginterpretasikan hasil.
  • Memiliki kemampuan untuk berfungsi dan berkomunikasi, baik secara individu maupun dalam tim multidisiplin.
  • Memiliki kemampuan untuk memahami tanggung jawab profesional dan etika, serta menyadari kebutuhan dan ke­mampuan untuk belajar seumur hidup (lifelong learning).
  • Memiliki pengalaman di lingkungan akademik yang me­nyediakan dan mendorongnya untuk belajar.
  • Memiliki pemahaman terhadap perkembangan-perkem­bangan terkini dari bidang teknik telekomunikasi

Prospek Kerja
Tersedia prospek lapangan kerja yang luas dalam bidang teknik telekomunikasi baik untuk saat ini maupun dalam jang­ka panjang kedepan, hal ini disebabkan antara lain:
  • Pertumbuhan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia berkembang sangat pesat sesuai dengan tuntutan era in­formasi saat ini yang memerlukan dukungan sumberdaya manusia yang memadai
  • Masih relatif sedikit perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang menawarkan program studi sarjana dalam bidang teknik telekomunikasi, disamping tidak seimbang­nya proporsi mahasiwa dalam bidang teknik dibandingkan dengan bidang sosial di Indonesia.

Program Studi Teknik Informatika - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Di ITB

Pada era globalisasi sekarang ini, IT (Information Techno-logy) sudah menjadi kebutuhan mutlak bagi setiap organi-sasi termasuk perusahaan baik di bidang jasa maupun barang dan juga pada organisasi nirlaba. Selain itu, teknologi ini juga merupakan salah satu ilmu yang mampu menyentuh masyarakat secara perorangan seperti misalnya dalam komunikasi, hiburan dan pendidikan. Oleh karena itu, kebutuhan tenaga kerja profesional di bidang Teknik Informatika ini sangat tinggi baik di tingkat nasional maupun internasio-nal. Selain diserap oleh pasar tenaga kerja, seorang lulusan Teknik Informatika juga dapat dengan mudah menjadi seorang entrepreneur dengan keahlian dan kreativitasnya di bidang ilmu Informatika.
Terbentuknya Program Studi Teknik Informatika di ITB diawali dengan penggunaan komputer di bawah pengelolaan Pusat Komputer ITB. Didukung oleh semangat dan kemauan berkembang, pendidikan formal tentang komputer dimulai dengan dibukanya Pendidikan Ahli Teknik Jurusan Penggunaan Komputer (PAT-JPK) pada tahun 1978.
Pada tahun 1994 dibuka pendidikan Magister Informatika dalam bidang Rekayasa Perangkat Lunak. Pada perkembangan terakhir telah dibuka program Magister bidang Informatika di tahun 1997, untuk program studi Rekayasa Perangkat Lunak Waktu Nyata Pada usianya yang relatif muda, sebagai jurusan Ilmu dan Teknologi Informatika yang pertama di lingkungan PTN di Indonesia, sampai tahun 1995 telah meluluskan sejumlah 307 Sarjana. Adapun perkembangan sejarah Departemen Teknik Informatika ITB secara kronologis sebagai berikut :

  • 1968 Pengolaan Data Elektronik
  • 1972 Pendirian PUSAT KOMPUTER
  • 1976 Pengiriman calon staf pengajar ke Perancis, serta penyusunan kurikulum
  • 1978 Pendirian Pendidikan Ahli Teknik Jurusan Penggunaan Komputer (PAT-JPK)
  • 1982 Pembukaan Jurusan Teknik Informatika (Program Sarjana)
  • 1986 Wisuda 9 orang lulusan pertama Jurusan Teknik Informatika
  • 1994 Pembukaan Program Magister di bidang Rekayasa Perangkat Lunak
  • 1997 Pembukaan Program Magister di bidang Rekayasa Perangkat Lunak Waktu- Nyata
  • Software Engineer
  • Berperan dalam pengembangan perangkat lunak untuk berbagai keperluan. Misalnya perangkat lunak untuk pendidikan, telekomunikasi, bisnis, hiburan dan lain-lain, termasuk perangkat lunak untuk model dan simulasi.
  • System Analyst dan System Integrator
  • Berperan dalam melakukan analisis terhadap sistem dalam suatu instansi atau perusahaan dan membuat solusi yang integratif dengan memanfaatkan perang­kat lunak
  • Konsultan IT
  • Berperan dalam perencanaan dan pengevaluasian penerapan IT pada sebuah organisasi.
  • Database Engineer / Database Administrator
  • Berperan dalam perancangan dan pemeliharaan basis data (termasuk data warehouse) untuk suatu instansi atau perusahaan
  • Web Engineer / Web Administrator
  • Bertugas merancang dan membangun website beserta berbagai layanan dan fasilitas berjalan di atasnya. Ia juga bertugas melakukan pemeliharaan untuk website tersebut dan mengembangkannya.
  • Computer Network / Data Communication Engineer
  • Bertugas merancang arsitektur jaringan, serta melakukan perawatan dan pen­gelolaan jaringan dalam suatu instansi atau perusahaan.
  • Programmer
  • Baik sebagai system programmer atau application developer, sarjana informa­tika sangat dibutuhkan di berbagai bidang, misalnya bidang perbankan, teleko­munikasi, industri IT, media, instansi pemerintah, dan lain-lain.
  • Software Tester
  • Terkait dengan ukuran perangkat lunak, sarjana informatika dapat juga berperan khusus sebagai penguji perangkat lunak yang bertanggung jawab atas kebenar-an fungsi dari sebuah perangkat lunak.
  • Game Developer
  • Dengan berbagai bekal keinformatikaan yang diperolehnya termasuk computer graphichuman computer interaction, dll, seorang sarjana informatika juga dapat berperan sebagai pengembang perangkat lunak untuk multimedia game.
  • Intelligent System Developer
  • Dengan berbagai teknik artificial intelligence yang dipelajarinya, seorang sarjana informatika juga dapat berperan sebagai pengembang perangkat lunak yang intelejen seperti sistem pakar, image recognizer, prediction system, data miner, dll.


Prospek Kerja
Bidang yang dapat ditekuni seorang sarjana Teknik Informatika cukup beragam, antara lain:
Selain bidang-bidang profesional di atas, sarjana Teknik Informatikajuga dapat bekerja di bidang lainnya. Misalnya di bidang pendidikan atau dalam bidang keilmuan dengan menjadi peneliti di lembaga-lembaga penelitian seperti di LIPI, BPPT, dan Badan Penelitian dan Pengembangan di perusahaan.

Minggu, 24 November 2013

PBB bagian 3

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. III )
 
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
a)       Bubar
Aba-aba : Bubar - JALAN
Pelaksanaannya;
Pemberian  aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan  dalam hati, lalu bubar.
b)       Jalan di tempat
Aba-aba: Jalan ditempat - GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang)
Dari jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya:
Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
c)        Membuka/menutup barisan.
Aba-aba : Buka barisan – JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan :
Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup barisan
Aba-aba :tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya :
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.

Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah

Macam langkah
Panjangnya
Tempo
1.
Langkah biasa
65cm
120 tiap menit
2.
Langkah tegap
65cm
120 tiap menit
3.
Langkah perlahan
40cm
30 tiap menit
4.
Langkah kesamping
40cm
70 tiap menit
5.
Langkah ke belakang
40cm
70 tiap menit
6.
Langkah ke depan
60cm
70 tiap menit
7.
Langkah di waktu lari
80cm
165 tiap menit

A.       MAJU – JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1)       Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2)       Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°, lengan kiri 30° ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke depan 45°, dan ke belakang 30°.
Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.
Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri
Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B.       LANGKAH BIASA
1)       Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2)       Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45°, ke belakang 30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menhadap ke atas.
C.       LANGKAH TEGAP
1)       Dari sikap sempurna
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di samping badan, (lengan tangan 90° ke depan dari 30° ke belakang). Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
2)       Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.
3)       Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah pertama…….
Catatan :
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
D.       LANGKAH PERLAHAN
1)       Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a)       Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b)       Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri.
c)        Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan :
·         Dalam keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN” yang diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan.
·         Tapak kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata untuk lebih khidmat.
2)       Berhenti dalam langkah perlahan
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya :
E.       LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
F.       LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
G.       LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan dan sikap seperti sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
H.       LANGKAH DI WAKTU LARI
1)       Dari sikap sempurna
Aba-aba : Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.
2)       Dari langkah biasa
Aba-aba : Lari – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada.
3)       Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan; bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan :
Untuk berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti – GERAK. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.
I.         LANGKAH MERDEKA
1)       Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah merdeka – JALAN
Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan langkah. Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat sesuatu yang dalam keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi, menghapus keringat). Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkan barisan.
2)       Kembai ke langkah biasa
Untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan ……………….samakn langkah. Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan pelaksanaan.
3)       Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.
J.        GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya :
Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.

Selesai
Sumber/ Referensi :
1.     Pedoman Penyelenggaraan Paskibraka - Depdiknas.
  1. Peraturan Baris Berbaris - Pusdiklat TNI-AD

PBB bagian 2

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. II )

Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .

  1. Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar
a.        Sikap sempurna
Aba-aba : Siap - GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas sewajarnya.
b.       Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
1)     Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (30cm)
2)      Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
a)       Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang untuk memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat.
b)   Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna tanpa didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
c)  Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikan akan dijalankan

c.        Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1)      Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing meluruskan diri
2)  Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
3)       Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri ditambah 2 (dua)  kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba.
4) Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5)  Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
a)  Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya lengan diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di samping, kalau jarak 1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada di smaping.
b)       Kelurusan barisan dilihat dari tumit.

d.       Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.

e.        Lencang depan  (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba : Lencang depan - GERAK
Pelaksanaannya:
1)       Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan.
2)  Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan, setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa menunggu aba-aba.
3)       Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan

f.         Cara berhitung
Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:
1)   Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan memalingkan mukanya ke kanan.
2)     Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka ke depan.
3)       Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
4)       Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna.
5)  Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang menyebutkan nomornya masing-masing.
6)  Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan : LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.

  1. Perubahan Arah
(dalam keadaan berhenti)
a)       Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
1)    Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki kanan/kiri berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.
2)       Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
3)       Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b)       Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1)       Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri
2)       Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
3)       Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c)       Balik kanan
Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
1)       Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan.
2)       Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
3)       Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
·         Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke sikap sempurna
·         Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.

d)       Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul - MULAI
Pelaksanannya :
1)       Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk mengulangi perintah yang diberikan oleh pelatih.
Contoh:
        Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh orang yang ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai penjuru.
2)       Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah
3)       Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan.
4)       Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat ke depan, yang lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
e)       Cara latihan memberi hormat
Aba-aba : Hormat - GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1)     Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku 15° serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
2)   Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.
3)       Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
4)   Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke sikap sempurna.

Bersambung…………….


Sumber/ Referensi :
1.     Pedoman Penyelenggaraan Paskibraka - Depdiknas.
2.     Peraturan Baris Berbaris - Pusdiklat TNI-AD.